Kerjasama Modal Utama Kami[i]
Setelah
satu tahun menjabat sebagai pradana inilah saatnya sosok Ade Rian Wartelika dan
Anik Suardani untuk turun dari jabatannya. Selama menjabat, banyak sekali
prestasi yang dapat dibanggakan. “selama satu tahun lebih menjabat saya
mendapat banyak pengalaman baik yang manis, asam, asin, bahkan pahit. Namun
semua iti adalah sebuah pembelajaran yang tidak ternilai harganya. Saya merasa
bahwa pramuka adalah keluarga kedua saya di SMA Negeri Bali Mandara karena
banyak waktu dan kenangan yang telah saya habiskan bersama pramuka” tutur Anik
Suardani dibalik senyumnya yang manis.
Tergambar dari pengalaman manis asam, asin dan pahit itu
terlihat jelas banyak sekali keluh-kesah yang dihadapi dari pradana Ambalan
Raden Wijaya-Parameswari. Terbukti pada tahun 2015 lalu banyak sekali kegiatan
yang harus dilalui, mulai dari partisipasi dalam lomba gugus depan tergiat
(LGT) yang akhirnya memperoleh juara 1 ditingkat provinsi, kegiatan Smanbara Scout Competition (SSC), dan
kegiatan partisipasi dalam berbagai pelombaan. Semua kegiatan itu tidak dapat
dianggap enteng, karena semua kekiatan tersebut cukup menguras tenaga baik itu
pemimpin maupun anggotanya.Usaha tersebut terbayar pada hari minggu (21/2),
dilaksanakannya Musyawarah Ambalan untuk memilih pradana yang baru, yang akan
memimpin ambalan selama 1 tahunkedepan.
Suasana
tegang tergambar dari banyaknya perbedaan pendapat dari berbagai pihak.
Pamilihan pradana kali ini memang berjalan cukup alot. Penilaian yang bukan
hanya dilihat dari caranya berorasi, keaktifan sehari-hari namun pemilihan juga
dilakukan dengan melihat pasangan yang dapat diajak bekerja sama satu sama
lain.
Setelah
melakukan Musyawarah yang lumayan lama, akhirnya didapatkan sebuak mufakat bagi
seluruh anggota. Posisi sebagai pradana yang awalnya diduduki oleh Putu Ade
Rian Wartelika seorang pria gagah dan tampan serta Ni Putu Anik Suardani
seorang wanita cantik digantikan oleh I Made Semara Reta Adnyana dan Kadek
Aprilia Dewi. Pada posisi pemangku adat yang awalnya diduduki oleh Putu agus
Widiarta dan Ni Putu Nita Dayanti digantikan oleh I Putu sastra Gunawan dan Luh
Eta Gandhi Mirayudia. Selanjutnya jabatan sebagai kerani yaitu I Ketut Lanang
Dwi Bunda Putra dan Ni Wayan Jayanti Pradnyandari yang awalnya diduduki oleh I
Kadek Agus Suardijaya dan I Gusti Ayu Diah Pradnya Wati. Dan yang terakhir
jabatan sebagai Gede Sukra Dana dan Ni Made Yuni Asari Dewi menjabat sebagai
Bangkir menggantikan posisi I Komang Setiawan dan Ni Wayan Sriani. Pasangan
pasangan ini sudah dirndingkan dan dianggap sangan cocok untuk bekerja sama.
Kerjasama
berupakan modal utama dalam melakukan suatu kegiatan. Itulah yang akan menjadi
modal utama mereka dalam melakukan program-program yang akan dibuat. Selain itu
saling mngingatkan juga dijadikan sebagai prinsip dalam menjalankan kegiatan.
Semoga semua bias berjalan sesuai dengan harapan.